Menuju Mobil Listrik Jarak Tempuh 1.000 Km: Strategi GAC lewat All-Solid-State Battery

Hartawan
5 Min Read
GAC mempercepat riset dan produksi baterai solid-state. (Sumber: GAC)

Bridgeout.id – Perkembangan kendaraan listrik global semakin ditentukan oleh kemajuan teknologi baterai. Menjawab tantangan tersebut, GAC Group (Guangzhou Automobile Group Co., Ltd.) mengumumkan capaian penting dalam pengembangan all-solid-state battery (ASSB), teknologi baterai generasi baru yang diproyeksikan membawa peningkatan signifikan pada keamanan, efisiensi, dan jarak tempuh kendaraan listrik.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang GAC dalam membangun lini EV berdaya jelajah jauh dengan tingkat kenyamanan tinggi, termasuk untuk pasar Asia Tenggara seperti Indonesia.

Transisi dari Elektrolit Cair ke Material Padat

Berbeda dari baterai lithium-ion konvensional yang masih mengandalkan elektrolit cair, ASSB menggunakan material padat yang lebih stabil. Pendekatan ini dinilai mampu menurunkan risiko termal sekaligus meningkatkan kepadatan energi secara signifikan.

GAC mendukung pengembangan teknologi ini dengan membangun lini produksi ASSB berskala besar pertama di Panyu, Guangzhou, Tiongkok. Fasilitas tersebut kini memasuki tahap uji coba produksi sel baterai berkapasitas 60 Ah ke atas, sebuah indikator kesiapan menuju aplikasi kendaraan produksi massal.

Potensi Jarak Tempuh Hingga Lebih dari 1.000 Km

GAC Uji Tembak Baterai
GAC Uji Tembak Baterai. (Sumber: GAC)

Berdasarkan pengembangan internal GAC, penerapan ASSB berpotensi meningkatkan jarak tempuh kendaraan listrik secara drastis. Dari kisaran 500 km pada teknologi saat ini, performa EV ke depan diproyeksikan dapat melampaui 1.000 km dalam sekali pengisian daya.

Target produksi massal baterai solid-state ini direncanakan berlangsung pada periode 2027 hingga 2030, sekaligus menandai langkah awal integrasi penuh ASSB ke dalam portofolio kendaraan listrik GAC di masa depan.

Efisiensi Produksi melalui Teknologi Manufaktur Baru

Tak hanya berfokus pada performa baterai, GAC juga mengembangkan pendekatan manufaktur yang lebih efisien. Lini produksi ASSB memanfaatkan proses anoda kering, yang menyederhanakan tahapan produksi menjadi alur terpadu.

Metode ini dinilai mampu meningkatkan konsistensi kualitas sekaligus menegaskan kesiapan GAC dalam memproduksi baterai padat berkapasitas besar pada skala industri.

ASSB sebagai Fondasi Pengalaman Berkendara Generasi Baru

Dengan potensi kepadatan energi melampaui 400 Wh/kg, hampir dua kali lipat dibanding baterai lithium-ion konvensional, ASSB membawa dampak langsung pada performa kendaraan. Selain memperpanjang jarak tempuh, struktur sel yang lebih kokoh dan stabilitas termal tinggi juga mendukung pengalaman berkendara yang lebih halus dan konsisten di berbagai kondisi jalan.

Teknologi ini diposisikan GAC sebagai pilar utama dalam pengembangan kendaraan listrik masa depan yang tidak hanya efisien, tetapi juga mengedepankan kenyamanan dan keamanan pengguna.

Relevansi ASSB untuk Pasar Indonesia

Pertumbuhan pasar EV yang pesat di Asia Tenggara menjadikan teknologi ASSB sebagai elemen strategis dalam ekspansi GAC. Implementasi awal teknologi ini direncanakan mulai hadir pada model-model baru, termasuk lini HYPTEC mulai 2026, untuk menjawab kebutuhan konsumen akan kendaraan listrik berdaya jelajah panjang.

Potensi ini juga membuka peluang kolaborasi riset dan pengembangan lokal guna mendukung penguatan ekosistem EV nasional.

Komitmen GAC terhadap Mobilitas Berkelanjutan

CEO GAC Indonesia, Andry Ciu, menegaskan bahwa teknologi baterai solid-state memiliki peran penting dalam mendorong adopsi EV di Tanah Air.

“ASSB merupakan langkah besar menuju mobilitas yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan jelajah lebih panjang dan pengalaman berkendara yang premium, teknologi ini akan mempercepat adopsi EV di Indonesia. Didukung kehadiran fasilitas manufaktur GAC di Tanah Air, kami berkomitmen menghadirkan inovasi global sekaligus memperkuat industri otomotif nasional,” ujarnya.

Seiring pengembangan teknologi masa depan, GAC telah menghadirkan sejumlah model kendaraan listrik di Indonesia. Di antaranya AION V dengan pilihan jarak tempuh hingga 602 km, serta AION Y Plus dengan jangkauan hingga 490 km. Model AION UT hadir di segmen hatchback listrik dengan klaim jarak tempuh hingga 500 km, sementara lini premium diwakili Hyptec HT dengan jarak tempuh lebih dari 600 km dan pendekatan desain yang berfokus pada kenyamanan.

Ke depan, pengembangan ASSB diharapkan menjadi fondasi penting dalam evolusi kendaraan listrik GAC, sekaligus memperkuat posisi teknologi baterai sebagai penentu utama pengalaman mobilitas modern.

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *